Selasa, 06 Desember 2011

Manfaat Sungai

Sejak jaman dahulu kala, sungai menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat yang berdiam di sekitar alirannya. Ia menjadi sumber hidup dan kehidupan masyarakat yang bermukim di sekitar bantarannya. Sungai menjadi ruang sosial yang cukup representative bagi masyarakat karena bisa digunakan untuk mandi, mencuci serta bahkan mencari ikan untuk kebutuhan rumah tangga dan sumber penghasilan.
Bahkan kalau kita cermati, beberapa candi dan kerajaan-kerajaan di Nusantara ini senantiasa berdiri tidak jauh dari sungai. Tentu saja keberadaan sungai menjadi vital bagi kehidupan saat itu. Disaat transportasi belum semudah sekarang ini, pembangunan candi dan kerajaan itu menggunakan sungai sebagai jalur utama transportasi bagi keluar masuknya perahu pengangkut bahan bangunan serta makanan. Sungai juga menjadi penjaga harmoni bagi keberadaan gunung serta bukit yang tak jauh darinya.
Dibeberapa tempat, sungai bahkan menyediakan pasokan air yang cukup penting bagi sektor pertanian dan perkebunan. Bahkan batu-batu yang ada disungai mensuplai sebagian besar bahan bangunan bagi rumah penduduk di sekitar daerah aliran sungai.
Dengan demikian, keberadaan sungai menjadi sangat penting bagi kehidupan bahkan sampai sekarang. Namun sayang, kita kurang begitu peduli dengan pelestarian dan kebersihan sungai disekitar kita. Padahal disamping bermanfaat untuk hal diatas, sungai di jaman sekarang bisa pula di gunakan untuk pembangkit tenaga listrik, wisata air serta aneka kegiatan yang berhubungan dengan air dan perairan.
Sungai yang terawat serta terjaga kebersihannya akan membawa dampak positif bagi masyarakat yang hidup disekitarnya. Karena dapat menghindarkan diri dari resiko banjir serta dapat mendatangkan devisa bagi industri pariwisata di sekitar bantaran sungai. Sudah saatnya kita menjaga kebersihan sungai karena dari sanalah roda kehidupan itu mengalir.

1.Sumber air rumah tangga
2.Sumber air industri
3.IrigasI
4.Perikanan
5.Transportasi
6.Rekreasi
7.Sumber bahan bangunan (pasir dan batu)

Untuk itu sungai perlu dijaga kelestariannya,antara lain dengan cara:
1.Menjaga kelestarian hutan di bagian hulu DAS
2.Menjaga kelestarian tanah di wilayah pertanian
3.Membuat sabuk hijau di sekitar tebing sungai
4.Melarang pembuangan limbah ke sungai.
5.Melarang pembuangan sampah di sungai
6.pengambilan bahan bangunan tidak berlebihan
7.meningkatkan kegiatan prokasih

JENIS JENIS SUNGAI

SUNGAI MENURUT JUMLAH AIRNYA DIBEDAKAN:


  • Sungai permanen, yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun reliatif tetap. contoh jenis sungai ini adalah sungai kapuas, kahayan, barito dan mahakam di kalimantan. sungai musi, batang hari dan indragiri di sumatra.

  • sungai periodik, yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau jumlah airnya sedikit/kecil. contoh sungai jenis ini bnyak terdapat di pulau jawa sungai bengawan solo dan sungai opak di jawa tengah. sungai progo dan sungai code di daerah istemewa Yogyakarta serta sungai brantas di jawa timur.


  • sungai intermittent atau sungai episodik, yaitu sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. contoh sungai jenis ini adalah sungai kalada di pulau sumba.

  • sungai ephemeral, yaitu sungai yang ada airnya hanya  pada saat musim hujan. pada hakekatnya sungai jenis ini, hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.


Sungai menurut genetiknya dibedakan :
  1. sungai konsekwen yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng
  2. sungai subsekwen yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekwen
  3. sungai obsekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekwen
  4. sungai insekwen yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan
  5. sungai resekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah dengan sungai konsekwen

DAERAH ALIRAN SUNGAI


Daerah aliran sungai (DAS) dapat dipandang sebagai sistem alami yang menjadi tempat berlangsungnya proses-proses biofisik hidrologis maupun kegiatan sosial-ekonomi dan budaya masyarakat yang kompleks. Proses-proses biofisik hidrologis DAS merupakan proses alami sebagai bagian dari suatu daur hidrologi atau yang dikenal sebagai siklus air. Sedang kegiatan sosial-ekonomi dan budaya masyarakat merupakan bentuk intervensi manusia terhadap sistem alami DAS, seperti pengembangan lahan kawasan budidaya. Hal ini tidak lepas dari semakin meningkatnya tuntutan atas sumberdaya alam (air, tanah, dan hutan) yang disebabkan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang membawa akibat pada perubahan kondisi tata air DAS.
Perubahan kondisi hidrologi DAS sebagai dampak perluasan lahan kawasan budidaya yang tidak terkendali tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air seringkali mengarah pada kondisi yang kurang diinginkan, yaitu peningkatan erosi dan sedimentasi, penurunan produktivitas lahan, dan percepatan degradasi lahan. Hasil akhir perubahan ini tidak hanya berdampak nyata secara biofisik berupa peningkatan luas lahan kritis dan penurunan daya dukung lahan, namun juga secara sosial ekonomi menyebabkan masyarakat menjadi semakin kehilangan kemampuan untuk berusaha di lahannya. Oleh karena itu, peningkatan fungsi kawasan budidaya memerlukan perencanaan terpadu agar beberapa tujuan dan sasaran pengelolaan DAS tercapai, seperti: 1) erosi tanah terkendali, 2) hasil air optimal, dan 3) produktivitas dan daya dukung lahan terjaga. Dengan demikian degradasi lahan dapat terkendali dan kesejahteraan masyarakat dapat terjamin.
Identifikasi berbagai komponen biofisik hidrologis dan sosial ekonomi kelembagaan DAS merupakan kunci dalam program monitoring dan evaluasi (monev) kinerja DAS, yaitu dalam upaya mengumpulkan dan menghimpun data dan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan evaluasi dalam rangka menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pengelolaan DAS. Pengumpulan data dan informasi tersebut harus dilakukan secara berkala, dengan memanfaatkan perkembangan teknologi instrumentasi, informasi, dan komunikasi yang ada, misalnya dengan automatic data acquisition system, logger, sistem telemetri, teknik penginderaan jauh terkini, dan internet. Untuk pengolahan dan analisis data secara spatial (keruangan) dan temporal (waktu) serta penyajian hasil dari monev kinerja DAS maka teknologi sistem informasi geografis (SIG) dapat dimanfaatkan untuk keperluan ini.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dipandang perlu untuk menyusun Pedoman Monitoring dan Evaluasi DAS sebagai arahan bagi para pelaksana pengelola DAS di daerah. Dengan demikian kondisi DAS (biofisik, hidrologis, sosial, ekonomi, kelembagaan) dapat dideteksi sedini mungkin sehingga upaya-upaya pengelolaannya dapat dilakukan secara tepat baik waktu, ruang, maupun pelaksanaan kegiatannya oleh para pihak terkait.

Pengertian-Pengertian
  1. Daerah Aliran Sungai (catchment area, watershed) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
  2. Sub DAS adalah bagian DAS yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai utama. Setiap DAS terbagi habis kedalam Sub DAS – Sub DAS.
  3. Wilayah Sungai (WS) atau wilayah DAS adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumberdaya air dalam satu atau lebih DAS dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2 (200.000 ha).
  4. Pengelolaan DAS adalah upaya dalam mengelola hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya untuk mewujudkan kemanfaatan sumber daya alam bagi kepentingan pembangunan dan kelestarian ekosistem DAS serta kesejahteraan masyarakat
  5. Pengelolaan DAS terpadu adalah rangkaian upaya perumusan tujuan, sinkronisasi program, pelaksanaan dan pengendalian pengelolaan sumber daya DAS lintas para pemangku kepentingan secara partisipatif berdasarkan kajian kondisi biofisik, ekonomi, sosial, politik dan kelembagaan guna mewujudkan tujuan pengelolaan DAS.
  6. Rencana Pengelolaan DAS terpadu adalah konsep pembangunan yang mengakomodasikan berbagai peraturan perundangan-undangan yang berlaku dan dijabarkan secara menyeluruh dan terpadu dalam suatu rencana berjangka pendek, menengah maupun panjang yang memuat perumusan masalah spesifik di dalam DAS, sasaran dan tujuan pengelolaan, arahan kegiatan dalam pemanfaatan, peningkatan dan pelestarian sumberdaya alam air, tanah dan vegetasi, pengembangan sumberdaya manusia, arahan model pengelolaan DAS, serta sistem monitoring dan evaluasi kegiatan pengelolaan DAS.
  7. Monitoring pengelolaan DAS adalah proses pengamatan data dan fakta yang pelaksanaannya dilakukan secara periodik dan terus menerus terhadap masalah : (1) jalannya kegiatan, (2) penggunaan input, (3) hasil akibat kegiatan yang dilaksanakan (output), dan (4) faktor luar atau kendala yang mempengaruhinya.
  8. Evaluasi pengelolaan DAS adalah proses pengamatan dan analisis data dan fakta, yang pelaksanaannya dilakukan menurut kepentingannya mulai dari penyusunan rencana program, pelaksanaan program dan pengembangan program pengelolaan DAS.
  9. Monitoring dan evaluasi DAS dimaksudkan untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai perkembangan keragaan DAS, yang ditekankan pada aspek penggunaan lahan, tata air, sosial ekonomi dan kelembagaan.
  10. Monev kinerja DAS adalah kegiatan pengamatan dan analisis data dan fakta yang dilakukan secara sederhana, praktis, terukur, dan mudah dipahami terhadap kriteria dan indikator kinerja DAS dari aspek/kriteria pengelolaan lahan, tata air, sosial, ekonomi, dan kelembagaan, sehingga “status” atau “tingkat kesehatan” suatu DAS dapat ditentukan.
  11. Monev penggunaan lahan dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai perubahan jenis, pengunaan, pengelolaan lahan, tingkat kesesuaian penggunaan lahan dan erosi pada suatu DAS/Sub DAS, yang bertujuan untuk mengetahui perubahan kondisi lahan terutama menyangkut kecenderungan degradasi lahan.
  12. Monev tata air dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan kuantitas, kualitas dan kontinuitas aliran air dari DAS/Sub DAS bersangkutan setelah dilaksanakan kegiatan pengelolaan DAS.
  13. Monev sosial ekonomi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh dan hubungan timbal balik antara faktor-faktor ekonomi dengan kondisi sumber daya alam (tanah, air dan vegetasi ) di dalam DAS/Sub DAS, yang bertujuan untuk mengetahui perubahan kondisi sosial ekonomi sebelum dan setelah dilaksanakan kegiatan pengelolaan DAS.
  14. Monev kelembagaan pengelolaan DAS dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan dan kemandirian masyarakat serta tingkat intervensi pemerintah dalam kegiatan pengelolaan DAS.
  15. Air adalah semua air yang terdapat di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.
  16. Tata air DAS adalah hubungan kesatuan individu unsur-unsur hidrologis yang meliputi hujan, aliran permukaan dan aliran sungai, peresapan, aliran air tanah dan evapotranspirasi dan unsur lainnya yang mempengaruhi neraca air suatu DAS.
  17. Pemantauan tata air adalah pengamatan dan pengukuran potensi sumberdaya air (kuntitas, kualitas, dan kontinuitas) pada suatu titik pengukuran dalam suatu daerah tangkapan air atau DAS secara periodik dan terus-menerus.
  18. Aliran air atau limpasan (runoff) sinonim dengan aliran air sungai (stream flow), hasil air daerah tangkapan air (catchment yield), yaitu bagian dari air hujan (presipitasi) yang mengalir di atas permukaan tanah (surface runoff) dan atau di dalam tanah (subsurface runoff) menuju ke suatu sungai.
  19. Debit air (water discharge, Q) adalah volume air yang mengalir melalui suatu penampang melintang sungai per satuan waktu, dalam satuan m³/detik.
  20. Volume debit (Q) adalah total volume aliran (limpasan) yang keluar dari daerah tangkapan air atau DAS/Sub DAS, dalam satuan mm atau m³.
  21. Debit puncak atau debit banjir (qp, Qmaks) adalah besarnya volume air maksimum yang mengalir melalui suatu penampang melintang suatu sungai per satuan waktu, dalam satuan m³/detik.
  22. Debit minimum (Qmin) adalah besarnya volume air minimum yang mengalir melalui suatu penampang melintang suatu sungai per satuan waktu, dalam satuan m³/detik.
  23. Hasil air (water yield) adalah total limpasan dari suatu daerah pengaliran air (drainage basin) yang disalurkan melalui saluran air permukaan dan akuifer (reservoir air tanah).
  24. Hujan lebih (rainfall excess) adalah kontribusi curah hujan terhadap limpasan permukaan langsung.
  25. Sistem adalah sekumpulan urutan antar hubungan dari unsur-unsur yang dialihragamkan (transform), dalam referensi waktu yang diberikan, dari unsur masukan yang terukur menjadi unsur keluaran yang terukur.
  26. Erosi adalah pindahnya atau terangkutnya material tanah atau bagian-bagian tanah dari satu tempat ke tempat lain oleh media alami (air/angin).
  27. Sedimentasi adalah proses perpindahan dan pengendapan erosi tanah, khususnya hasil erosi permukaan dan erosi parit. Sedimentasi menggambarkan material tersuspensi (suspended load) yang diangkut oleh gerakan air dan atau diakumulasi sebagai material dasar (bed load).
  28. Hasil sedimen adalah besarnya sedimen yang keluar dari suatu DAS/Sub DAS.
  29. Degradasi DAS adalah hilangnya nilai dengan waktu, termasuk menurunnya potensi produksi lahan dan air yang diikuti tanda-tanda perubahan watak hidrologi sistem sungai (kualitas, kuantitas, kontinuitas)
  30. Banjir adalah debit aliran sungai yang secara relatif lebih besar dari biasanya akibat hujan yang turun di hulu atau di suatu tempat tertentu secara terus menerus, sehingga air limpasan tidak dapat ditampung oleh alur/palung sungai yang ada, maka air melimpah keluar dan menggenangi daerah sekitarnya.
  31. Banjir bandang (flash flood) terjadi pada aliran sungai yang kemiringan dasar sungainya curam.
  32. Karakteristik DAS adalah gambaran spesifik mengenai DAS yang dicirikan oleh parameter yang berkaitan dengan keadaan morfometri, topografi, tanah, geologi, vegetasi, penggunaan lahan, hidrologi, dan manusia.
  33. Koefisien limpasan (C) adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan (nisbah) antara besarnya limpasan terhadap besar curah hujan penyebabnya, nilainya 0 < C < 1. Misalnya, nilai C = 0,2, artinya 20 % dari curah hujan menjadi limpasan.
  34. Koefisien Regim Sungai (KRS) adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara nilai debit maksimum (Qmaks) dengan nilai debit minimum (Qmin) pada suatu DAS/Sub DAS.
  35. Nisbah hantar sedimen (Sediment Delivery Ratio, SDR) adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara nilai total hasil sedimen (ton/ha/th) dengan nilai total erosi (ton/ha/th) yang terjadi di daerah tangkapan airnya atau DAS/Sub DAS.
  36. Lahan kritis adalah lahan yang keadaan fisiknya sedemikian rupa sehingga lahan tersebut tidak dapat berfungsi secara baik sesuai dengan peruntukannya sebagai media produksi maupun pengatur tata air.
  37. Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu sistem berbasis komputer yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan memanipulasi informasi geografi.
  38. Kepedulian individu adalah kegiatan positip konservasi tanah dan air yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat secara individu di suatu wilayah.
  39. Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan individu-individu dari masyarakat dalam suatu kegiatan konservasi tanah dan air secara bersama-sama di suatu wilayah.
  40. Tekanan penduduk terhadap lahan (TP) adalah besarnya kemampuan lahan pertanian di suatu wilayah yang dapat digunakan untuk mendukung kehidupan penduduk pada tingkat yang dianggap layak.
  41. Ketergantungan penduduk terhadap lahan (LQ) adalah besarnya kontribusi pendapatan dari sektor pertanian (usaha tani) terhadap total pendapatan keluarga.
  42. Tingkat pendapatan adalah besarnya pendapatan keluarga petani yang diperoleh selama satu tahun.
  43. Produktivitas lahan adalah besarnya hasil produksi (kg) dari lahan keluarga petani per satuan luas per tahun.
  44. Garis kemiskinan adalah besarnya nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan dan non makanan yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk tetap berada pada kehidupan yang layak.
  45. Keberdayaan lembaga lokal/adat adalah kemampuan/kemandirian lembaga lokal/adat untuk melakukan sesuatu atau bertindak dalam kegiatan pengelolaan DAS.
  46. KISS (koordinasi, integrasi, sinkronisasi, sinergi) adalah suatu indikator untuk memonitor dan mengevaluasi kelembagaan pengelolaan DAS, dimana kelembagaan pengelolaan DAS melibatkan multi stakeholders, multi sektor, dan multi disiplin.
  47. Kegiatan usaha bersama adalah keberadaan kegiatan usaha bersama oleh lembaga-lembaga baik pemerintah maupun lokal yang fungsi dan manfaat kegiatan usahanya dapat untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat.


Minggu, 04 Desember 2011

Tugas Pertemuan Ketiga

Soal : Sebutkan dan Jelasakan Pengaruh Manusia Dalam  Siklus Hidrologi ( Daerah aliran sungai ) !

catatan:Tugas dikumpulkan paling lambat 3 hari setelah tugas diberikan
            Tugas dikirim memlalui email : ruppuy26@yahoo.co.id





                                                                                                 
                                                                  Banjarmasin,2 Desember 2011


                                                                                      Tangguh Perdana Putra

Tugas Pertemuan Kedua

Soal : Sebutkan dan Jelasakan jenis jenis dari Sungai berdasarkan jumlah airnya dan manfaat dari sungai !

catatan:Tugas dikumpulkan paling lambat 3 hari setelah tugas diberikan
            Tugas dikirim memlalui email : ruppuy26@yahoo.co.id





                                                                                               
                                                                  Banjarmasin,26 November 2011


                                                                                      Tangguh Perdana Putra

Tugas Pertemuan Pertama

Soal : Jelasakan Pengertian Hidrologi !

catatan:Tugas dikumpulkan paling lambat 3 hari setelah tugas diberikan
            Tugas dikirim memlalui email : ruppuy26@yahoo.co.id





                                                                                                 
                                                                  Banjarmasin,17 November 2011


                                                                                      Tangguh Perdana Putra


Rencana Pembelajaran III


RPP PERTEMUAN KETIGA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah                        :SMA Negeri 2 Banjarmasin
Mata Pelajaran             : Geografi
Kelas/Semester            : XI IPS/ 1 (satu)
Pertemuan                   : Ketiga
Alokasi waktu              : 1 x 30’

Standar Kompetensi :    Menganalisis Fenomena Hidrologi
Kompetensi Dasar :  MenganalisisPengaruh Manusia Terhadap Siklus Hidrologi Daerah Aliran Sungai

Indikator :Mendiskripsikan Pengaruh Manusia terhadap siklus Hidrologi DAS

Tujuan pembelajaran : siswa dapat menyebutkan Pengaruh Manusia Terhadap Siklus Hidrologi DAS

Materi Pokok:
       
1.Manusia merupakan komponen ekosistem DAS yang berpengaruh besar dan dominan terhadap keseimbangan mekanisme kerja sistem ekologis yang berlangsung, termasuk mempengaruhi daur hidrologi. Dengan teknologi yang dikuasainya ia mampu mengelola sumberdaya alam dan ekosistem di sekitarnya disesuaikan dengan keinginannya.

          
2.Pengaruh manusia dalam daur hidrologi dapat terjadi sepanjang aliran DAS, baik di bagian hulu, bagian tengah, dan atau di bagian hilir; dengan sifat pengaruh ada yang langsung atau tidak langsung. Tindakan manusia yang berpengaruh terhadap proses siklus hidrologi banyak menyangkut alokasi penggunaan lahan, pembuatan bangunan air di dalam DAS, pengelolaan vegetasi, pengelolaan tanah, tindakan konservasti tanah dan air, pemanfaatan air tanah, dan masuknya polutan ke dalam siklus hidrologi.

Metode Pembelajaran :
Metode pembelajaran: Penyampaian materi melalui blog, diskusi, dan penugasan melalui blog.

Sarana / Alat dan Sumber Belajar :
     A.  Sarana / Alat : email, blog, jaringan internet.
     B.  Sumber Belajar : Buku Geograpi yang relevan

Langkah langkah kegiatan Belajar

1.pendahuluan
     a,guru memberikan alamat blog yang berisi materi tentang Pengaruh Manusia Terhadap Siklus Hidrologi
        DAS



2.Kegiatan inti
     A.Siswaa membuka alamat blog yang telah diberikan, 
     B.siswa memahami materi  pada blog tersebut,
     C.Apabila kurang memahami, siswa dapat bertanya melalui email: ruppuy26@yahoo.co.id

3.Penutup
     A.Siswa diberikan tugas individu, dengan tugas  menjelaskan Pengaruhnya manusia terhadap siklus 
        hidrologi DAS
     B.Tugas tersebut dikumpulkan paling lambat 3 hari setelah tugas ini diberikan. 
     C.Tugas dikirim melalui email: ruppuy26@yahoo.co.id

Penilaian
     A.Penilaian tugas dilihat berdasarkan ketepatan mengumpul tugas dan hasil dari jawaban para siswa


                                                                          Banjarmasin, 2 Desember 2011


                                                                                    Tangguh Perdana Putra

Rencana Pembelajaran II

RPP PERTEMUAN KEDUA


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah                        :SMA Negeri 2 Banjarmasin
Mata Pelajaran             : Geografi
Kelas/Semester            : XI IPS/ 1 (satu)
Pertemuan                   : Kedua
Alokasi waktu              : 1 x 30’
Standar Kompetensi : Menganalisis Fenomena hidrologi sungai
Kompetensi  Dasar :Menganalisis Jenis Hidrologi  sungai

Indikator : 

1. Mengidentifikasi jenis jenis dari hidrologi sungai
Tujuan Pembelajaran:

1.   Siswa dapat menyebutkan Jenis jenis Sungai
2.   Siswa dapat menyebutkan Manfaat dari Sungai

 Materi Pokok : 
1.  Jenis Jenis Sungai:
-menurut jumlah airnya :

a.sungai permanen 
b.sungai periodik
c.sungai intermittent
d.sungai ephimeral 

Manfaat Sungai :
 Kemanfaaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai.


  1. Metode Pembelajaran : 
     Metode pembelajaran: Penyampaian materi melalui blog, diskusi, dan penugasan melalui blog. 

    Sarana / Alat dan Sumber Belajar : 
    A.  Sarana / Alat : email, blog, jaringan internet. 
    B.  Sumber Belajar : Buku Geograpi yang relevan 

    Langkah-langkah kegiatan belajar: 
    1.Pendahuluan 
      A.Guru memberikan alamat blog yang berisi materi tentang Jenis Jenis Sungai dan Manfaat dari sungai

    2.Kegiatan inti
    A.Siswa membuka alamat blog yang telah diberikan,  
    B.siswa memahami jenis jenis sungai dan manfaatnya pada blog tersebut, 
    C.Apabila kurang memahami, siswa dapat bertanya melalui email: ruppuy26@yahoo.co.id 

    3.Penutup
    A.Siswa diberikan tugas individu, dengan tugas menyebutkan dan menjelaskan Jenis dan Manfaat dari sungai
    B.Tugas tersebut dikumpulkan paling lambat 3 hari setelah tugas ini diberikan.  
    C.Tugas dikirim melalui email: ruppuy26@yahoo.co.id

     
    Penilaian 
    A.Penilaian tugas dilihat berdasarkan ketepatan mengumpul tugas dan hasil dari jawaban para siswa

                                                                        Banjarmasin,26 November 2011


    Tangguh Perdana Putra 



Sungai

Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau ke sungai yang lain.
Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS).
Perlu juga dikemukakan bahwa sodetan sungai kini telah tergolong sebagai alternatif yang primitif jika ditinjau dari konsep ekohidrologi, serta tidak selaras dengan kesepakatan dunia pada KTT Bumi (Earth Summit) di Johannesburg bulan September 2002 yang mengklasifikasikan sodetan sungai (river diversion) sebagai pembangunan yang tidak berkelanjutan.

 
JENIS SUNGAI
sungai menurut jumlah airnya dibedakan :
  1. sungai permanen - yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
  2. sungai periodik - yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.
  3. sungai intermittent atau sungai episodik - yaitu sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba.
  4. sungai ephemeral - yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
Sungai menurut genetiknya dibedakan :
  1. sungai konsekwen yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng
  2. sungai subsekwen yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekwen
  3. sungai obsekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekwen
  4. sungai insekwen yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan
  5. sungai resekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah dengan sungai konsekwen
MANAJEMEN SUNGAI
Sungai seringkali dikendalikan atau dikontrol supaya lebih bermanfaat atau mengurangi dampak negatifnya terhadap kegiatan manusia.
  1. Bendung dan Bendungan dibangun untuk mengontrol aliran, menyimpan air atau menghasilkan energi.
  2. Tanggul dibuat untuk mencegah sungai mengalir melampaui batas dataran banjirnya.
  3. Kanal-kanal dibuat untuk menghubungkan sungai-sungai untuk mentransfer air maupun navigasi
  4. Badan sungai dapat dimodifikasi untuk meningkatkan navigasi atau diluruskan untuk meningkatkan rerata aliran.
Manajemen sungai merupakan aktivitas yang berkelanjutan karena sungai cenderung untuk mengulangi kembali modifikasi buatan manusia. Saluran yang dikeruk akan kembali mendangkal, mekanisme pintu air akan memburuk seiring waktu berjalan, tanggul-tanggul dan bendungan sangat mungkin mengalami rembesan atau kegagalan yang dahsyat akibatnya. Keuntungan yang dicari dalam manajemen sungai seringkali "impas" bila dibandingkan dengan biaya-biaya sosial ekonomis yang dikeluarkan dalam mitigasi efek buruk dari manajemen yang bersangkutan. Sebagai contoh, di beberapa bagian negara berkembang, sungai telah dikungkung dalam kanal-kanal sehingga dataran banjir yang datar dapat bebas dan dikembangkan. Banjir dapat menggenangi pola pembangunan tersebut sehingga dibutuhkan biaya tinggi dan seringkali makan korban jiwa.
Banyak sungai kini semakin dikembangkan sebagai wahana konservasi habitat, karena sungai termasuk penting untuk berbagai tanaman air, ikan-ikan yang bermigrasi, menetap, dan budidaya tambak, burung-burung, serta beberapa jenis mamalia.



Besarnya volume air yang mengalir pada suatu sugai dalam satuan waktu pada titik tertentu di sungai itu, disebut debit air. Debit air sungai terkecil terdapat di bagian hulu, sedangkan yang terbesar terdapat di bagian muara. Sungai yang besar berarti debit airnya besar, sebaliknya, sungai yang kecil berarti debit airnya kecil.
                Besar kecilnya volume air yang mengalir (debit air sungai) dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut :
  1. Iklim, usur iklim sangat berpengaruh terhadap debit air sungai. Banyaknya curah hujan (Presipitasi) dan besarnya penguapan (evaporasi) sangat menentukan volume air yang ada dalam sungai.
Pada saat musim penghujan presipitasi lebih besar dibandingkan besarnya evaporasi yang mengakibatkan debit air menjadi besar bahkan terjadi luapan air atau banjir. Tetapi sebaliknya, pada musim kemarau jumlah presipitasi menurun tetapi tingkat penguapan meningkat sehingga debit air semakin kecil.
Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS), luas dan ketinggian daerah aliran sungai berpengaruh besar terhadap debit air sungai. Daerah aliran sungai adalah bagian permukaan bumi yang berfungsi untuk menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya melalui sungai. Contoh : hujan yang jatuh pada bagian permukaan bumi mengalirkan airnya ke sungai, misalnya sungai Kapuas. Bagian permukaan bumi yang menerima air hujan dan mengalirkan airnya ke sungai Kapuas disebut DAS Kapuas. Das biasanya dibatasi oleh punggung/igir perbukitan atau pegunungan. DAS yang luas berarti memiliki daerah tangkapan hujan yang luas pula, sehingga debit air sungai yang mengalir pada DAS itu akan lebih besar



Ada berbagai bentuk atau tipe sungai yaitu :
  1. Sungai Consequent Lateral, yakni sungai yang arah alirannya menuruni lereng2 asli yang ada di permukaan bumi seperti dome, blockmountain, atau dataran yang baru terangkat.
  2. Sungai Consequent Longitudinal,  yakni sungai yang alirannya sejajar dengan antiklinal (bagian puncak gelombang pegungungan).
  3. Sungai Subsequent, yakni sungai yang terjadi jika pada sebuah sungai consequent lateral terjadi erosi mundur yang akhirnya akan sampai ke puncak lerengnya, sehingga sungai tersebut akan mengadakan erosi se samping dan memperluas lembahnya. Akibatnya akan timbul aliran baru yang mengikuti arah strike (arah patahan).
  4. Sungai Superimposed, yakni sungai yang mengalir pada lapisan sedimen datar yang menutupi lapisan batuan di bawahnya. Apabila terjadi peremajaan, sungai tersebut dapat mengikis lapisan2 penutup dan memotong formasi batuan yang semula tertutup, sehingga sungai itu menempuh jalan yang tidak sesuai dengan struktur batuan.
  5. Sungai Antecedent, yakni sungai yang arah alirannya tetap karena dapat mengimbangi pangangkatan yang terjadi. Sungai ini hanya dapat terjadi bila pengangkatan tersebut berjalan dengan lambat.
  6. Sungai Resequent, yakni sungai  yang mengalir menuruni dip slope (kemiringan patahan) dari formasi2 daerah tersebut dan searah dengan sungai consequent lateral. Sungai resequent ini terjadi lebih akhir sehingga lebih muda dan sering merupakan anak sungai subsequent.
  7. Sungai Obsequent, yakni sungai yang mengalir menuruni permukaan patahan, jadi berlawanan dengan dip dari formasi2 patahan.
  8. Sungai Insequent, yakni sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh sebab2 yang nyata. Sungai ini tidak mengalir mengikuti perlapisan batuan atau dip. Sungai ini mengalir dengan arah tidak tentu sehingga terjadi pola aliran dendritis.
  9. Sungai Reverse, yani sugai yang tidak dapat mempertahankan arah alirannya melawan suatu pengangkatan, sehingga mengubah arahnya untuk menyesuaikan diri.
  10. Sungai Composit, yakni sungai yang mengalir dari daerah yang berlainan struktur geologinya. Kebanyakan sungai yang besar merupakan sungai composit.
  11. Sungai Anaclinal, yakni sungai yang mengalir pada permukaan, yang secara lambat terangkat dan arah pengangkatan tersebut berlawanan dengan arah arus sungai.
  12. Sungai Compound, yakni sungai yang membawa air dari daerah yang berlawanan geomorfologinya.
 Ada berbagai pola aliran sungai, sebagai berikut :
  1. Pararel, adalah pola aliran yang terdapat pada suatu daerah yang luas dan miring sekali, sehingga gradient dari sungai itu besar dan sungainya dapat mengambil jalan ke tempat yang terendah dengan arah yang kurang lebih lurus. Pola ini misalnya dapat terbentuk pada suatu coastal plain (dataran pantai) yang masih muda yang lereng aslinya miring sekali kea rah laut.
  2. Rectangular, adalah pola aliran yang terdapat pada daerah yang mempunyai struktur patahan, baik yang berupa patahan sesungguhnya atau hanya joint (retakan). Pola ini merupakan pola aliran siku2.
  3. Angulate, adalah pola aliran yang tidak membentuk sudut siku2 tetapi lebih kecil atau lebih besar dari 90o. di sini masih kelihatan bahwa sungai2 masih mengikuti garis2 patahan.
  4. Radial Centrifugal, adalah pola aliran pada kerucut gunung berapi atau dome yang baru mencapai stadium muda dan pola alirannya menuruni lereng2 pegunungan.
  5. Radial Centripetal, adalah pola aliran pada suatu kawah atau crater dan suatu kaldera dari gunung berapi atau depresi lainnya, yang pola alirannya menuju ke pusat depresi tersebut.
  6. Trellis, adalah pola aliran yang berbentuk seperti trails. Di sini sungai mangalir sepanjang lembah dari suatu bentukan antiklin dan sinklin yang pararel.
  7. Annular, adalah variasi dari radial pattern. Terdapat pada suatu dome atau kaldera yang sudah mencapai stadium dewasa dan sudah timbul sungai consequent, subsequent, resequent dan obsequent.
  8. Dentritic, adalah pola aliran yang mirip cabang atau akar tanaman. Terdapat pada daerah yang batu2annya homogen, dan lereng2nya tidak begitu terjal, sehingga sungai2nya tidak cukup mempunyai kekuatan untuk menempuh jalan yang lurus dan pendek.

        Macam-macam sungai berdasarkan keajegan aliran airnya, yaitu sebagai berikut :
  1. Sungai Episodik, yaitu sungai yang airnya tetap mengalir baik pada musim kemarau maupun pada musim penghujan. Jenis sungai ini banyak terdapat di Irian Jaya, Sumatera, dan Kalimantan.
  2. Sungai Periodik, yaitu sungai yang hanya berair pada musim penghujan saja, sedang pada musim kemarau kering tak berair. Jenis sungai ini banyak terdapat di Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, pada umumnya sungai periodik ini mempunyai mata air dari daerah2 yang hutannya sudah gundul.
 Macam-macam sungai berdasarkan sumber airnya yaitu sebagai berikut :
  1. Sungai Tadah Hujan, yaitu sungai yang volume airnya tergantung pada air hujan, seperti sungai2 di Pulau Jawa.
  2. Sungai Campuran atau Sungai Kombinasi, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan gletser (salju yang mencair, kemudian mengalir) oleh karena itu jika sungai mata airnya dari gletser disebut sungai gletser. Contohnya sungai Mamberema di Irian Jaya.
 Bagian-bagian pada daerah aliran sungai, yaitu :
1)       Bagian Hulu Sungai.
Yaitu bagian sungai yang dekat dengan mata air, merupakan sungai dalam stadium muda, dengan ciri2 :
  • Pengikisan kearah dalam atau vertikal.
  • Aliran airnya deras
  • Tebingnya curam
  • Tidak terjadi proses pengendapan/sedimentasi
  • Belum terdapat teras2 sungai.
2)       Bagian Tengah Sungai.
Yaitu bagian antara hulu sungai dengan hilir sungai dan disebut stadium dewas, dengan ciri2 :
  • Pengikisan ke arah dalam dan samping
  • Alirannya kurang begitu jelas
  • Banyak terjadi pengendapan
  • Terdapat teras2 sungai.
  • Terbentuknya pola aliran yang berkelok-kelok atau disebut meander.
3)       Bagian Hilir Sungai.
Yaitu bagian sungai yang dekat ke laut, dan disebut stadium tua dengan ciri2 :
  • Pengikisan tidak terjadi
  • Aliran air tenang
  • Banyak terjadi pengendapan
  • Teras2 sudah tidak jelas
  • Sungai banyak berkelok-kelok
  • Terdapat beting2 pasir di tengah sungai yang disebut dengan delta

Rencana Pembelajaran I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah                        :SMA Negeri 2 Banjarmasin
Mata Pelajaran             : Geografi
Kelas/Semester            : XI IPS/ 1 (satu)
Pertemuan                   : Pertama
Alokasi waktu              : 1 x 30’

Standar Kompetensi : Menganalisis Fenomena Hidrologi daerah aliran Sungai

Kompetensi  Dasar : Menjelaskan  pengertian fenomena Hidrologi 

Indikator :

  1. Menjelaskan pengertian fenomena Hidrologi DAS 

Tujuan pembelajaran :

1.   siswa dapat menyebutkan pengertian Hidrologi
2.   siswa dapat menjelaskan Jenis Jenis dari siklus Hidrologi

Materi Pokok :

A.  PengertianHidrologi
      Hidrologi (berasal dari Bahasa Yunani: Yδρoλoγια, Yδωρ+Λoγos, Hydrologia, "ilmu air") adalah  
       cabang ilmu Geografi yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas air di seluruh Bumi.jadi   
       Hidrologi Adalah suatu ilmu yang mempelajari air dibumi, kejadian, sirkulasi dan distribusi, sifat-sifat 
       kimia dan fisika dan reaksinya dengan lingkungan, termasuk hubungannya dengan mahkluk hidup

Metode Pembelajaran :
     Metode pembelajaran : Penyampaian materi melalui blog, diskusi, dan penugasan melalui blog.

Sarana / Alat dan Sumber Belajar :
     A.  Sarana / Alat : email, blog, jaringan internet.
     B.  Sumber Belajar : Buku Geograpi yang relevan


Langkah-langkah kegiatan belajar:


1.Pendahuluan
A.guru memberikan alamat blog yang berisi materi tentang pengertian hidrologi


2.Kegiatan inti
     A.Siswa membuka alamat blog yang telah diberikan, 
     B.siswa memahami pengertian Hidrologi pada blog tersebut,
     C.Apabila kurang memahami, siswa dapat bertanya melalui email: ruppuy26@yahoo.co.id


3.Penutup
     A.Siswa diberikan tugas individu, dengan menjelaskan pengertian hidrologi. 
     B.Tugas tersebut dikumpulkan paling lambat 3 hari setelah tugas ini diberikan. 
     C.Tugas dikirim melalui email: ruppuy26@yahoo.co.id

Penilaian
     A.Penilaian tugas dilihat berdasarkan ketepatan mengumpul tugas dan hasil dari jawaban para siswa


                                                                    Banjarmasin, 17 November 2011


                                                                           Tangguh Perdana Putra